iPod Generation


iPod Generation



Kemarin akhirnya bisa pegang iPod touch di toko EMAX BIP. Sempet berpikir untuk beli tapi kok semangatnya mendadak ilang. Ga segitunya perlunya juga sih. Walopun konon bs WiFi, bisa maen games, touch screen dan tampilannya yang ramping itu, belum cukup menguatkan iman gua untuk membelinya. iPod touch tuh kayaknya udah paling mantep deh dibanding ipod nano yang udah ada video recording. Tapi ga deh, masih mikir-mikir juga. Toh gua ga terlalu suka maen game. Paling cuman pengen bisa nonton music video di layarnya yang lebar. Mantapss!

iPod itu udah jadi salah satu gadget wajib buat para music mania. Walopun udah banyak jenis MP3 player yang lain, tp kayaknya pesona ipod memang tidak terbantahkan. Simple, praktis, easy to use tapi tetap modis.

Tapi pernah tahu ga sebelumnya sejarah format musik dan music player sebelumnya gimana? Gini nih ceritanya.

Dimulai dari piringan hitam yang rencana awalnya adalah merupakan alat dengan pena bergetar untuk menghasilkan bunyi dari disc. Sayangnya ide Charles Cros, orang Perancis, tahun 1887 itu ga pernah kesampaian. Di tahun yang sama, Thomas A. Edison menemukan phonograph, pemutar piringan hitam, yang lebih banyak dipake untuk keperluan kantor. Nah, baru pada tahun 1888, Emilie Berliner menemukan piringan hitam jenis baru dan gramophone sebagai pemutarnya, sekaligus mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Di masa itu pemilik gramaphone masih terbatas pada kalangan menengah ke atas. Maklum harganya relatif mahal.

Setelah itu, baru ada generasi kaset. Masih pada inget kan ya? Pastinya dong. Dan gua rasa jamannya kaset ini bertahan cukup lama. Kaset atau compact audio cassette dikenalkan oleh Philips di Eropa tahun 1963. Tapi baru di tahun 1965 diproduksi secara massal. Pita kaset bisa merekam dengan durasi hampir 1 jam di masing-masing sisinya. Baru pada tahun 1971, diperkenalkan model 201 yang mengkombinasikan dolby type B dan chromium dioxide (CrO2) yang merupakan cikal bakal music cassette player. Sony di tahun 1980an memunculkan Walkman sebagai media pemutar kaset portable pertama. Wuih, jaman dulu itu tuh keren banget. Biasanya kan dengerin kaset di radio di kamar. Sekarang udah ada teknologi walkman, music player yang bisa dibawa kemana-mana. Sayangnya teknologi kaset dan walkman ini masih ada kekurangan. Walkman cukup berat dibawa kemana-mana karena disupport dengan 2 batere yang bisa dibilang ga cukup tahan lama. Gua sering harus bawa batere cadangan buat jaga-jaga. Dan yang lebih ribet adalah harus bawa setumpuk kaset favorit. Makin berat aja tuh bawaan. Sayangnya kualitas kaset menurun seiring berjalannya waktu karena pita kaset akan mengalami gangguan kalau kotor atau rusak.

Setelah itu, keluarlah teknologi CD yang tujuannya merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan. Nah lagi-lagi Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable di November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal. Musik dalam format CD, VCD dan DVD memang memiliki kualitas suara yang better dibandingkan kaset, tapi tetap aja kita harus ekstra hati-hati karena dipastikan mengalami gangguan klo tergores atau berdebu.

And finally, teknologi musik digital ditemukan! Musik digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan, contohnya : MP3, WAV, AAC, WMA dan Ogg Vorbis. Format yang paling populer adalah MP3. Alasannya adalah ukuran file yang kecil dan kualitas yang ga kalah dengan CD audio.

Musik digital punya beberapa keunggulan yaitu formatnya dapat disesuaikan dengan teknologi yang digunakan dan kualitas copynya yang sama dengan master memudahkan penggandaan tanpa menurunkan mutu. Tapi sayangnya dengan kemudahan penggandaan ini memicu terjadinya pembajakan yang mempengaruhi pemasukan untuk label karena ga bisa sepenuhnya dikontrol oleh label.

Perkembangan musik digital dibarengi dengan perkembangan pemutar musik digital yang mendukung format itu. Tapi musik digital itu masih terperangkap di PC. But thank’s to Apple Inc. Hadirlah iPod sebagai piranti musik portable canggih yang pernah diciptakan. Ide pertama Ipod dicetuskan oleh Tony Fadell. Namun idenya sulit terealisasi karena terbentur biaya. Akhirnya dia menunjukkan idenya itu ke Apple Computer dan dia disewa sebagai kontraktor mandiri untuk proyek tersebut. Beliau berhasil mengembangkan dua generasi pertama dari iPod. Perkembangan iPod selanjutnya dibawah naungan Jonathan Ive.

iPod menarik dibandingkan pemutar musik digital yang lain karena adanya user interface yang sederhana dengan menggunakan desain dalam bentuk scroll wheel. Desain unik yang hanya dimiliki oleh iPod. iPod memiliki lima tombol yaitu play/pause, menu, previous, next dan select. Apple mendesain iPod untuk bekerja dengan piranti lunak iTunes yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur koleksi musiknya di komputer dan iPod. iTunes bisa secara langsung menyelaraskan sebuah iPod dengan koleksi lagu tertentu atau dengan seluruh koleksi yang dimiliki penggunanya pada saat iPod tersebut disambung dengan sebuah komputer. Sayangnya transfer lagu hanya bisa dilakukan di komputer yang sudah diinstall iTunes. Jadi emang rada susah klo mau bagi-bagi lagu di iPod. Selain itu daya tahan batere yang lebih singkat atau tidak sesuai dengan spesifikasi resmi dari Apple,batere yang tidak bisa diganti, bass yang lemah dan distorsi equalizer bass merupakan kelemahan lain dari iPod.

Walaupun begitu sampai bulan Oktober 2004, iPod mendominasi penjualan perangkat pemain musik di Amerika Serikat, dengan meraih 92% dari pasaran perangkat hard drive dan lebih dari 65% dari pasaran jenis lainnya. iPod telah berhasil dijual dengan pesat, melebihi sepuluh juta unit dalam tiga tahun terakhir ini. iPod memang memberikan pengaruh kebudayaan yang besar di belahan dunia manapun. Generasi sekarang adalah generasi iPod, dimana-mana semua orang sibuk mengutak-atik iPod yang sampai sekarang sudah ada sekitar 7 varian. Kayaknya klo ga punya iPod di jaman sekarang ini, ketinggalan jaman banget. Itu sih menurut pendapat gua lho,hehehe. Walopun mungkin awalnya agak-agak gaptek kayak Carrie di Sex & The City The Movie (kalau udah nonton, pasti tau lah maksud gua), tapi gapapa yang penting terlihat menggunakan earphone putih kas iPod. Huahahaha,dasar!

Salut deh dengan perkembangan teknologi sekarang ini. Walkman, Discman, kaset dan bertumpuk-tumpuk CD bisa digantikan dengan perangkat mungil seperti iPod. Hidup jadi lebih mudah.

I’m glad I’m being part of this generation...

iPod generation...

Sumber : http://id.wikipedia.org/

Comments