Dompet Digital : Praktis Atau Merepotkan ?

ovo dana gopay



Tahun lalu, kebetulan ada pekerjaan kantor yang melibatkan teknisi dari China. Diskusi soal kerjaan sampai kegiatan harian. Dari obrolan-obrolan itu (tentu saja dengan bantuan translator ya 😊), ternyata dia sudah ga ingat kapan terakhir kali memegang uang cash. Aneh ga sih? Ternyata memang sudah ada beberapa negara yang menerapkan sistem dompet digital, termasuk China. Tanpa kartu, cukup smartphone. Keren!



Sekarang di Indonesia, sudah banyak aplikasi yang menawarkan dompet versi digital. Bisa jadi beberapa tahun ke depan kita sudah bisa seperti China. Keren ga sih?! Mm, tapi beneran bisa menggantikan uang cash ga sih? Beneran bikin praktis or malah merepotkan ? Aku akan share beberapa pengalaman aku ya...





Aplikasi yang aku punya sampai saat ini ada tiga; OVO, Gopay dan Dana. Dulu hanya ada 1 aplikasi karena kebetulan mall di dekat rumah sudah mengharuskan pembayaran parkir dengan OVO. Kebetulan waktu itu juga masih dalam rangka promo launching, jadi langsung download deh. Saat itu dibantu oleh mas marketingnya juga, karena masih buta soal aplikasi dompet digital. Terbiasa dengan OVO, donwload aplikasi berikutnya bisa dilakukan sendiri.



Keamanan, bisa dibilang sangat aman. Akses untuk masuk aplikasi dan konfirmasi pembayaran harus menggunakan PIN. Jadi ga bisa sembarang orang bisa menggunakan dana di smartphone kita.



Top Up nya pun mudah, bisa dilakukan via Kartu Debit, ATM, Internet/Mobile Banking, Booth Aplikasi atau bahkan Merchant seperti Alfamart. Jadi tinggal pilih yg mana yg convenient buat kamu. Hanya untuk kartu debit dan internet/mobile banking ada biaya top up ya, sekitar 2% dengan maksimal pengisian adalah Rp 10 jt.



Promo, banyaaaaak banget. Hampir semua merchant sudah memanfaatkan aplikasi ini. Biasanya aku pilih yg promonya paling besar sih, hehehe. Jangan lupa baca syarat dan ketentuan ya, cashback yang diterima ada batas maksimal. Jadi jangan kesal dulu klo cashbacknya ga sesuai nilai transaksi.



Transaksinya juga beragam, ga hanya untuk transaksi belanja di merchant, aplikasi ini bisa juga untuk membayar PDAM, PLN, BPJS, internet, TV Kabel bahkan asuransi. kamu hanya perlu memastikan aplikasi sudah support area pembayaran tersebut. Untuk pembayaran PDAM, Aku masih menggunakan cara manual karena area rumah belum tercover. Saking mudahnya, tinggal duduk manis dan semua tansaksi selesai deh.



Bye bye dompet besar. Nah ini yang paling aku suka. Klo kalian perhatikan, sejak beberapa tahun terakhir ini cardholder sedang trend dibandingkan dompet panjang dan besar. Ini bisa jadi peralihan dari cash menjadi kartu dan dompet digital. Mungkin nanti lebih panik ketinggalan smartphone daripada dompet.



Waah, banyak positifnya ya. Aku termasuk yang setuju dengan dompet digital. Alasannya, kita ga perlu ambil uang cash, uang ga berceceran dimana-mana (walaupun kadang-kadang seneng sih klo ketemu uang di saku celana hihihi), setiap transaksi tercatat di aplikasi (ga ribet harus kumpulin struk) dan pastinya ga perlu bawa dompet besar dan tebal.



Walaupun banyak positifnya, tapi aku sendiri masih sedia uang cash kok. Alasannya karena masih ada beberapa transaksi yg ga bisa dilakukan via dompet digital seperti pom bensin, pasar, atau makan di pinggir jalan. Pastinya untuk masa transisi ini butuh waktu dan pastinya ada tantangan tersendiri.



Masalah koneksi internet bisa jadi penghambat juga. Pernah koneksi ke aplikasi gagal karena lokasinya yang susah sinyal. Huks huks gagal dapat promo deh. Jujur sih, alasan besar menggunakan dompet digital adalah hidup menjadi lebih praktis dan pencatatan transaksi yg lebih efektif. 

Jadi kalau dulu setiap gajian, ambil uang cash, sekarang top up setiap aplikasi dompet digital. Mirip dengan uang cash, kita harus pastikan dana di aplikasi masih cukup. Walaupun bisa kita ganti dengan pembayaran debit, tapi promonya jadi ga berlaku.
Kesimpulanya, aplikasi ini memberi banyak poin positif daripada negatifnya. Hidup lebih praktis !

Happy trying!

Comments