5 Things I Regret In My Life





pic from google.com
Hari ini hari Minggu. Lebih senggang dari beberapa minggu sebelumnya. Miko membuka plannernya, memastikan tidak ada jadwal yang terlewat. Sip! Hari ini benar-benar kosong. Akhirnya Miko memutuskan membuka blog yang diurusnya beberapa bulan terakhir ini. Oh! Terakhir posting adalah awal bulan April. Keterlaluan! Ini sudah ga sesuai dengan goal Miko, posting seminggu sekali. Miko membuka list blog posting, mencari ide yang biasanya sudah ditulis duluan. Yup! Sudah ada 1 ide.

Miko membuka menu word dan mulai menulis judulnya “5 Things I Regret In My Life”. Bahasa Inggris atau Indonesia? Lebih cepat bahasa Indonesia saja! Miko menarik laptopnya mendekat dan mulai menulis beberapa baris.

Jam 10.45. Sudah 15 menit. Baru ada judul dan poin-poin penting. Oke! Saatnya cari inspirasi. Miko meraih ponselnya dan membuka beberapa sosial media. Pinterest. Sekitar dua hari yang lalu, Miko update aplikasi pinterest, jadi dengan format baru lebih mudah mencari gambar yang menarik.

Jam 12.00. Already ? Pantas saja Miko merasa lapar. Miko mencari no telp delivery fastfood dan menyebutkan dua menu untuk diorder. Setengah jam kemudian, Miko sudah menikmati makan siang sambil menonton TV. Karena tidak banyak acara TV yang menarik, DVD bisa jadi pilihan.

Pagi ini tidak terlalu baik untuk Miko. Bangun kesiangan, mandi seadanya, dan tumpukan pekerjaan semakin tinggi di meja kantornya. Menonton sampai tengah malam bukan ide yang bagus. Oh come on!I already knew it.I’m too old for this! Kemarin Miko tidak meneruskan tulisan untuk blognya. Uhh! Film kemarin terlalu seru untuk dilewatkan. Pinterest juga semakin menarik. The DIY are so tempting! Siapa yang dengan bodohnya menghabiskan 3 DVD dalam satu malam?!That’s me! Wasting time !

‘SSsst!! Kemarin kemana ? ‘

Hah?! Setengah menit kemudian, Miko baru sadar itu Justin, bukan suara di kepalanya. 

‘Di rumah. Kenapa ? ‘

‘Kirain kemana ? Sampai telat.’

Miko hanya tersenyum. Justin menyerahkan secarik kertas. Lembaran promo atau entah apa itu.

‘Kemarin aku ke pameran buku. Ada tawaran workshop untuk penulis pemula. Tertarik ?’

Miko membaca sekilas lembaran itu. Benar seperti yang dikatakan Justin. Workshop selama 2 hari dengan susunan acara yang cukup padat. Bahkan ada beberapa kali jadwal penulisan spontan dan penilaian oleh peserta lain. Acaranya masih sebulan lagi. Tapi embel-embel tempat terbatas ditulis sangat besar. Maklum, gratis.

‘Jadi gimana? Aku mau daftar hari ini. Mau sekalian ?’

Miko melirik Justin, penasaran. Justin bukan penulis blog seperti dirinya. Justin lebih banyak aktif untuk review makan dan travelling di sosial media. Followernya lumayan banyak, jauh berbeda dengan Miko. Zero follower.

Miko meneliti kembali susunan acaranya. Padat dan menantang. Sebelum menjawab, Justin sudah sibuk di depan komputernya. Atasannya pasti baru meneleponnya.

Makan siang bukan jeda yang menguntungkan untuk Miko. Justin kembali menerornya. Miko menegaskan butuh waktu untuk memikirkannya. Justin mengangkat bahunya seakan mengingatkan ‘jangan kebanyakan mikir’. Dua minggu berlalu, Justin sudah tidak menganggunya lagi seperti kemarin, yang hampir setiap hari mampir di mejanya menanyakan hal yang sama. Ah tidak! Membacakan tulisan kita di depan umum, bukan gaya Miko. Miko takut dan khawatir, dia akan menjadi yang terjelek dan itu hanya mempermalukan dirinya saja.

Miko melirik jam di dinding. Jam 7 lewat 10 menit. Justin belum datang. Tumben. Biasanya sebelum jam 7, Justin sudah sibuk mondar mandir di depan meja kerjanya. Kali ini, kalender menarik perhatiannya. Oh iya! Hari ini workshop menulis. Oh pantas saja! Ada sedikit rasa menyesal menghampiri Miko. Miko menarik napas panjang, tumpukan dokumen di mejanya memberi alasan kuat menolak acara itu. 

Sore itu, Miko memutuskan untuk lembur. Pekerjaannya ternyata jauh lebih banyak. Lebih baik pulang telat hari ini daripada memikirkan akan semakin stress esok hari. Dari sudut matanya, Miko melihat Pak Andri menunjuk-nunjuk dirinya. Lisa, bagian HRD yang bersama Pak Andri saat itu, menghampiri Miko.

‘Sore Miko. Sedang sibuk ya ? Boleh diganggu sebentar ?’

‘Iya ada apa Mbak ? Perasaan Miko ga enak.’

'Iya, jadi begini Miko. Bagian HRD berencana untuk membuat buletin bulanan untuk karyawan. Buletin ini dibuat oleh karyawan dan ditujukan untuk karyawan juga. Informasi di buletin bermacam-macam; family gathering, training, improvement dan hal-hal lain yang bermanfaat untuk karyawan. Info Pak Andri, kamu punya hobi menulis. Saya ingin mengajak kamu bergabung dengan tim buletin. Bagaimana ?'

‘Mmm...gimana ya Mbak.. ‘

‘Jadwalnya fleksibel kok jadi ga akan ganggu pekerjaan Miko. Nanti kita atur pertemuan awal dengan teman-teman yang lain untuk pembagian tugas.’

Miko melirik ke arak Pak Andri yang sedang berdiskusi dengan karyawan lain. Pak Andri tahu darimana ya ? Kok bisa memberikan rekomendasi ? Ah, nanti pekerjaanku bisa keteteran nih.

‘Gimana Miko ? Klo oke, nanti saya minta ijin ke Pak Andri.’

‘Sori mbak, saya kayaknya ga bisa join tim buletin. Pekerjaan lagi banyak. Saya takut nanti jadi ga maksimal kerjanya. Sori ya Mbak.’

Lisa menatap Miko sebentar, tampak berencana untuk membujuk Miko.

‘Ya sudah. Nanti klo berubah pikiran, hubungi saya ya Miko.’

Miko mengangguk dan memperhatikan Lisa meninggalkannya.

Ada apa ya beberapa hari ini ? Kemarin Justin yang memaksa sekarang Mbak Lisa. Entahlah. Miko memang sedang banyak pekerjaan. Menulis buletin juga bukan gayanya. Ini tanggung jawab yang cukup besar dan Miko tidak berani ambil kesempatan ini.

Hari minggu lagi. Saatnya melanjutkan menulis blog. Draft yang kemarin belum dilanjutkan lagi. Kemarin sudah ada beberapa ide dari hasil browsing-browsing asal. Buat video! Yup, itu salah satu cara untuk menarik follower. Miko meneliti poin-poin yang sudah dicatatnya. Dari beberapa poin tersebut sepertinya agak sulit untuk dibuat video. 

Buat skenario gitu ? Pemainnya siapa ? Miko mencari ide di internet untuk membuat skenario. Tentu saja akan ada percakapan. Miko belum pernah mencoba menulis percakapan. Miko meniru beberapa percakapan dari hasil browsing singkatnya tadi. Ooh..susah sekali! Tokohnya laki-laki atau perempuan ya ? Topiknya dimulai dari mana ya ?

Dua jam berlalu. Miko masih berkutat mencari contoh yang sesuai. Ahh...kok malah susah ya ?? Sudah ah! Nulis biasa aja. Bikin skenario malah lebih lama, belum syutingnya nanti. Miko mematikan komputernya, saatnya dirinya beristirahat. Eksperimennya ini menguras pikiran Miko. Miko merasa eksperimen tipe ini hanya akan semakin menyulitkan dirinya saja. Miko memilih tidur, siapa tahu ide itu muncul saat dirinya tidur. Toh hari ini masih panjang. Nanti saat sudah segar kembali, tulisan ini pasti sudah bisa diposting malam ini juga.

Goodnight everyone!

Comments