Pertama kali lihat buku ini, jujur, nggak
terlalu tertarik. Beberapa waktu lalu sempat booming banget film Gone Girl, dan
memang ceritanya sedikit berbeda dengan cerita biasanya. Setelah itu,mulai
bermunculan genre yg mirip, menurut aku ya, seperti Girl On The Train-Paula
Hawkins. Buku ini sudah aku baca dan cerita akhirnya cukup menarik kok.
Walaupun alur cerita di bagian awal terkesan lambat dan membingungkan sehingga
terkesan sedikit membosankan, tapi menyatu dengan baik di bagian akhir.
Oke, balik lagi ke buku topik kita kali
ini. Bulan September lalu, ada pameran IIBF di Jakarta Convention Centre. IIBF
adalah Indonesia International Book Fair. Tujuan dari pameran ini adalah
menghidupkan literasi Indonesia, dengan mengundang penerbit lokal &
internasional untuk berpartisipasi. Aku sama sekali nggak tahu ada pameran buku gratis seperti ini.
Waktu itu lagi jalan-jalan ke arah Jakarta dan melewati JCC. Di sana terpampang
jelas banner IIBF dan langsung tertarik.
Pamerannya cukup ramai dengan pengunjung
mayoritas adalah anak sekolah. Ini sesuai dengan tujuan pameran ini untuk
mengenalkan dunia literasi sejak dini. Buku yang dijual rata-rata late edition
dan pastinya jauh lebih murah. Buku anak-anak juga banyak banget. Kita harus
telaten banget untuk menemukan buku yang kita mau. Banyak penerbit lokal yg
bisa kita temukan disini jadi sudah pasti kualitas bukunya menarik. Aku beli 5
buku disini. Yeayy, puas sih bisa dapat buku murah. Salah satunya, The Woman In
The Window.
Oke, kita mulai bahas buku ini.
Buku ini karangan Dan Mallory dengan nama
pena A.J. Finn. Di bagian cover buku ada testimoni Stephen King, “Unputdownable”,
artinya “Tidak akan berhenti membaca”. Waah..terlalu berlebihan nggak sih ?!
Buku ini bercerita tentang Dr. Anna Fox
yang mengalami kejadian traumatis sehingga mengakibatkan dia tidak berani
keluar rumah dan kecanduan alkohol. Untuk mengatasi traumanya, Anna berkonsultasi dengan psikolog dan bahkan memiliki guru yoga pribadi. Anna mengalami Agoraphobia
sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah & mengamati kegiatan
tetangganya dengan kameranya sebagai hiburan. Anna sudah tinggal terpisah dengan suami dan
anaknya. Anna hanya tinggal dengan David, pria yang menyewa ruang bawah
tanahnya.
Agoraphobia is an anxiety disorder characterized by symptoms of anxiety in situations where the person perceives their environment to be unsafe with no easy way to escape.source : wikipedia.com
Suatu hari, ada tetangga baru yang pindah
bernama Jane Russell, tinggal dengan suami & anaknya, Alistair & Ethan
Russell. Tentu saja ini jadi perhatian baru untuk Anna. Dari pertemuan yang
tidak disengaja, Jane bertamu di rumah Anna dan mereka cukup lama
bercengkerama. Tidak hanya Jane, Anna juga bertemu dengan Ethan, anak muda
tampan yang tampak ringkih & rapuh. Pertemuan dengan kedua tetangga barunya memberi kesan ada hubungan yang tidak harmonis dengan Alistair.
Keseharian Anna sama seperti biasanya,
hingga akhirnya tanpa sengaja Anna melihat Jane dibunuh dan langsung melaporkan
peristiwa itu ke Polisi. Detektif pun datang menyelidiki. Anna menuduh Alistair
yang membunuh Jane. Detektif meragukan pernyataan Anna karena riwayat
kesehatannya dan kecanduan alkoholnya. Detektif mengira Anna hanya
berhalusinasi. Lagipula, Alistair menguatkan dugaan Detektif dengan datang ke
rumah Anna bersama dengan Jane. Jane masih hidup! Jadi siapa yang dilihat Anna
di malam pembunuhan itu ? Dan Jane ini bukan Jane yang mengunjungi rumah Anna
waktu itu ? Apa yang terjadi ? Anna yakin ada wanita yang terbunuh malam itu dan
Anna akan membuktikannya. Phobianya tidak akan menghalanginya.
Happy reading!
Comments
Post a Comment